May 15, 2024 by Muhammad Rizki
Pernahkah kamu tergoda untuk meminjam uang untuk membeli gadget (gawai) terbaru? Atau mungkin kamu pernah melihat temanmu yang semangat menabung untuk memulai usaha kecilnya? Nah, kedua contoh ini berkaitan dengan utang, lho. Tapi, tahukah kamu bahwa ada dua jenis utang: utang produktif dan utang konsumtif?
Utang Produktif
Yang disebut dengan utang produktif adalah pinjaman uang yang digunakan untuk meningkatkan penghasilan kamu. Contohnya, kamu meminjam uang sebagai modal untuk membuka usaha baru, membeli peralatan usaha, atau mengikuti pelatihan bisnis. Utang jenis ini ibarat investasi, yaitu kamu menanam modal untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
Jika kamu meneliti tentang bagaimana pengusaha menjalankan bisnisnya, seringkali cerita tentang utang adalah bagian yang tak terpisahkan. Ada wirausahawan yang awalnya memakai uang mereka sendiri, tapi kemudian membutuhkan membutuhkan modal tambahan saat usahanya berkembang, lalu ia mengajukan pinjaman sebagai bentuk utang produktif. Ada juga tipe wirausahawan yang memang butuh dukungan pinjaman saat langkah pertamanya merintis bisnis, lalu seiring usahanya berjalan, ia menjadi pengusaha yang tidak perlu lagi berutang.
Jika kamu membutuhkan utang produktif dalam rangka untuk memulai atau mengembangkan usahamu, pastikan untuk cermat mencari pinjaman bunga rendah. Kamu bisa mulai melakukan seleksi dari berbagai lembaga perbankan yang ada di sekitar kotamu. Satu hal yang penting adalah jangan malu untuk banyak bertanya dan melakukan perbandingan agar kamu dapat memutuskan pinjaman yang tepat untuk usahamu.
Utang Konsumtif
Sedangkan, utang konsumtif adalah pinjaman uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau memuaskan keinginan semata. Contohnya, kamu meminjam uang untuk membeli baju baru, sepatu trendi, atau liburan ke luar negeri. Utang ini tidak menghasilkan keuntungan, melainkan hanya berpotensi besar menambah beban keuanganmu.
Tentu saja tidak ada larangan bagi kamu untuk melakukan pinjaman untuk hal-hal yang bersifat konsumtif. Asalkan kamu bersikap hati-hati untuk memakai jasa pinjaman online resmi. Satu hal yang perlu kamu perhatikan adalah dengan memeriksa apakah perusahaan pemberi pinjaman online itu terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lakukan pula survey melalui orang-orang di sekitarmu, tanyakan kepada mereka apakah mereka mempunyai pengalaman dalam berurusan dengan pinjaman online.
Lalu, mana yang lebih baik untuk kamu?
Jawabannya tergantung pada tujuan keuangan kamu. Jika kamu ingin mencapai tujuan finansial, seperti membeli rumah atau mobil, utang produktif bisa menjadi pilihan yang tepat. Asalkan kamu yakin bisa membayar kembali utang tersebut dengan keuntungan yang kamu dapatkan dari usahamu. Membeli kendaraan untuk beraktivitas bekerja pun termasuk ke dalam jenis utang produktif. Karena kendaraan tersebut kamu pakai untuk menghasilkan pemasukan rutin bagi dirimu.
Namun, jika kamu hanya ingin memenuhi gaya hidup semata, ada baiknya hindarilah utang konsumtif sebisa mungkin. Utang ini bisa membuatmu terjebak dalam lingkaran utang yang sulit dilepaskan. Kamu tentunya paham, bahwa sesuatu yang sifatnya gaya hidup adalah hal yang bisa kamu tunda. Melengkapi gaya hidup bisa kamu lakukan saat kondisi keuangan kamu sudah lebih baik. Tidak perlu khawatir untuk merasa ketinggalan sampai dihinggapi gejala FOMO (fear of missing out) hanya karena kamu takut dianggap tidak update dengan tren terkini.
Yang Sering Terjadi di Sekitar Kita
Ini adalah sebuah contoh tentang utang produktif: Ani, seorang mahasiswi, ingin memulai usaha kecilnya dengan menjual kue kering. Ia meminjam uang dari bank untuk membeli oven dan bahan baku. Dari hasil usahanya, Ani bisa mendapatkan keuntungan dan melunasi utangnya secara teratur.
Kemudian ada pula contoh kasus dari jenis utang konsumtif: Rian, seorang karyawan kantoran, tergoda untuk membeli smartphone terbaru dengan cicilan. Meskipun ia mampu membayar cicilannya, Rian tidak mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut. Malah, ia harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar bunga cicilan.
Dari kedua contoh di atas, kamu bisa memilih untuk menjadi seperti Ani atau Rian. Untung saja Ani dan Rian masih termasuk ke dalam contoh yang bisa menyelesaikan utangnya, karena sudah banyak juga terjadi kasus-kasus tentang mereka yang gagal memenuhi kewajiban untuk membayar utangnya.
Tips Mengelola Utang
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan saat hendak mengatur pinjaman:
- Buatlah anggaran keuangan untuk melacak pemasukan dan pengeluaranmu
- Hitung kemampuanmu untuk membayar utang sebelum meminjam uang
- Prioritaskan utang produktif daripada utang konsumtif
- Carilah informasi berbagai jenis pinjaman dan pilihlah yang sesuai dengan kebutuhanmu
- Lunasi utangmu secepat mungkin untuk menghindari bunga yang tinggi
Dari beberapa tips di atas tersebut, hal yang paling penting adalah dengan membuat anggaran. Karena dengan membuat anggaran, kita bisa mendapat gambaran lebih jelas tentang kondisi keuangan yang kita miliki. Termasuk di dalamnya berupa sumber pemasukan, pengeluaran, serta dana untuk tabungan. Angka-angka pada anggaran tersebut tentu saja bisa menjadi motivasi tersendiri agar kita bisa lebih disiplin dalam penggunaan uang, serta melihat peluang baru untuk menambah pundi-pundi penghasilan.
Sekarang kita bisa mengambil kesimpulan bahwa utang tidak selalu berkonotasi buruk. Utang yang ditujukan untuk kegiatan produktif justru bisa membantumu mencapai tujuan keuanganmu. Yang terpenting adalah kamu harus bijak dalam mengelola utang agar tidak terjebak dalam masalah keuangan. Ingatlah, setiap orang selayaknya mengutamakan menabung dan berinvestasi untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Mudah-mudahan artikel ini dapat bermanfaat bagi kamu, ya!