• Home
  • Berita
Waspadai Tren Modus Penipuan Transaksi Digital di Tahun 2025
Waspadai Tren Modus Penipuan Transaksi Digital di Tahun 2025





Seiring berkembangnya teknologi digital, semakin banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan layanan digital untuk kebutuhan sehari-hari, seperti belanja online, transfer uang, hingga investasi. Namun, di balik kemudahan ini, muncul ancaman baru berupa penipuan transaksi digital. Para pelaku kejahatan siber terus memanfaatkan kelengahan dan ketidaktahuan pengguna untuk mencuri data pribadi maupun uang korban.

Artikel ini akan membahas berbagai modus penipuan digital, yang diprediksi makin marak terjadi di Indonesia di tahun 2025. Ketahui juga langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari ancaman tersebut.

Mengapa Penipuan Transaksi Digital Marak di Indonesia?

1. Peningkatan transaksi digital

Dengan pengguna internet di Indonesia melebihi 210 juta orang, transaksi digital terus mengalami pertumbuhan signifikan. Hal ini menjadikan platform digital sebagai target utama bagi pelaku kejahatan.

2. Kurangnya literasi digital

Banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda penipuan atau mengamankan data pribadinya sehingga menjadi sasaran empuk para penipu.

3. Kemajuan teknologi penipuan

Para pelaku kejahatan siber semakin ahli dalam merancang modus operandi, mulai dari phishing hingga malware, untuk menipu korban secara halus dan tidak terdeteksi.

Modus Penipuan

1. Penipuan Berbasis Artificial Intelligence (AI) Deepfake

Kecerdasan Buatan (AI) telah merevolusi banyak aspek kehidupan, mulai dari sains, hiburan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Namun, AI juga membawa risiko besar, terutama dalam bentuk penipuan yang dapat dilakukan dengan menggunakan AI.

Penipuan menggunakan AI, yang mencakup foto palsu, video, cloning suara, dan upaya impersonasi lainnya, telah melonjak drastic dimana tercatat penipuan deepfake di kawasan Asia-Pasifik meningkat sebesar 1540% dari tahun 2022 hingga 2023. 

Peningkatan ini juga menjadi perhatian besar di Indonesia, mengingat penipuan AI melonjak sebesar 1550% selama periode yang sama. Penipuan AI Deepfake dapat digunakan untuk menipu sistem verifikasi identitas, terutama yang berbasis biometrik seperti pengenalan wajah. 

Fraudster dapat memanfaatkan deepfake untuk mengakses akun atau melakukan transaksi ilegal dengan berpura-pura menjadi orang lain.

2. Ancaman social engineering 

Social engineering adalah tekhnik manipulasi individu untuk mengungkapkan informasi rahasia. Kamu pernah mendapat SMS atau WhatsApp dari nomor tidak dikenal yang mencantumkan tautan tidak dikenal?

Jangan pernah mengklik tautan tersebut karena itu adalah upaya social engineering. Di Indonesia, upaya social engineering terjadi hampir setiap hari, dengan berbagai teknik seperti phishing, SMS Phishing (smishing), dan Video Phising (vishing) yang paling umum. Jenis penipuan ini mencakup 99% serangan phishing.

3. Account Take Over (ATO) atau pengambilalihan akun

Penipuan pengambilalihan akun terjadi ketika seorang penipu mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna, baik itu perbankan, kredit, e-commerce, atau media sosial.  Dua celah yang umum digunakan untuk pengambilalihan akun adalah password yang lemah dan serangan social engineering.  

Di tahun ini, penipuan pengambilalihan akun secara global meningkat sebesar 150%. Lalu bagaimana di Indonesia? Sebesar 97% bisnis di Indonesia menghadapi upaya pengambilalihan akun pada tahun 2024.

4. Pencurian identitas dan pemalsuan dokumen

Pencurian identitas dan pemalsuan tanda tangan dokumen adalah ancaman signifikan lainnya, di mana individu tanpa sepengetahuan mereka telah terikat secara hukum oleh kontrak yang tidak pernah mereka tandatangani. Antara tahun 2022 dan 2023, penipuan pencurian identitas dan pemalsuan dokumen secara global meningkat sebesar 20%.

5. Penipuan jual beli online

Modus Penipu adalah menawarkan produk dengan harga murah di platform marketplace atau media sosial, namun setelah pembayaran dilakukan, barang tidak pernah dikir

6. Penipuan investasi bodong

Tawaran investasi dengan imbal hasil besar dalam waktu singkat semakin marak di dunia digital. Pelaku memanfaatkan aplikasi palsu atau grup media sosial untuk menarik korban.

 

Cara Menghindari Penipuan Transaksi Digital

1. Periksa tautan dan URL dengan teliti

Jangan klik tautan dari sumber yang tidak dikenal. Pastikan URL memiliki protokol keamanan “https” dan berasal dari situs resmi.

2. Hati-hati dengan informasi pribadi

Jangan pernah memberikan informasi seperti PIN, kode OTP, atau nomor kartu kredit kepada siapapun, termasuk pihak yang mengaku sebagai petugas bank.

3. Gunakan Two-Factor Authentication (2FA)

Aktifkan fitur otentikasi dua faktor untuk melindungi akun kamu dari akses tidak sah.

4. Gunakan platform resmi dan terpercaya.

Saat berbelanja atau melakukan transaksi digital, gunakan platform resmi yang memiliki reputasi baik dan dilengkapi dengan sistem pembayaran yang aman.

5. Waspadai tawaran yang terlalu bagus untuk jadi nyata

Penipuan sering memanfaatkan keinginan korban untuk mendapatkan barang murah atau keuntungan besar. Jika tawaran terlihat terlalu menggiurkan, pastikan untuk memeriksa kebenarannya.

6.Gunakan antivirus dan update perangkat secara berkala

Pasang antivirus untuk melindungi perangkat dari malware atau virus. Pastikan juga perangkat lunak selalu diperbarui untuk menutup celah keamanan.

7.Laporkan penipuan dengan segera

Jika kamu menjadi korban atau mendapati modus penipuan, segera laporkan ke pihak berwenang, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kepolisian, atau segera hubungi layanan pengaduan nasabah bank Neo Commerce jika ada transaksi mencurigakan.

Adapun kanal resmi Bank Neo Commerce sebagai berikut:

· Telepon : 1500-190

· Email   : customercare@bankneo.co.id

· Facebook  : https://www.facebook.com/bankneocommerce

· Instagram : https://www.instagram.com/bankneocommerce/

· Twitter : https://twitter.com/bankneocommerce

· YouTube : https://www.youtube.com/channel/UCg299vJCx1tqEv4vMoMIv3g

· LinkedIn : https://www.linkedin.com/company/pt-bank-neo-commerce-tbk

· TikTok : https://www.tiktok.com/@bankneocommerce

Kemajuan teknologi digital memberikan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga membawa risiko berupa penipuan transaksi digital. Untuk melindungi diri, masyarakat Indonesia harus meningkatkan literasi digital dan berhati-hati dalam setiap transaksi online.

Ingat, penipuan bisa dicegah dengan kewaspadaan dan kehati-hatian. Jangan pernah ragu untuk bertanya atau memverifikasi informasi jika kamu merasa ada yang mencurigakan. Bersama-sama, kita bisa membangun ekosistem digital yang lebih aman dan terpercaya.

Tetap waspada, dan jadilah pengguna digital yang cerdas!

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin & diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

 

 

 

 

 

 

Tunggu apa lagi?

Yuk, cobain pakai neobank sekarang!