• Home
  • Berita
Inilah 5 Red Flag sebelum Memulai Investasi Saham
Inilah 5 Red Flag sebelum Memulai Investasi Saham





Seiring dengan semakin antusiasnya generasi muda untuk berinvestasi saham di usia dini, penting bagi setiap orang untuk tetap waspada dan mengenali potensi bahaya yang dapat muncul selama perjalanan investasi. Meskipun keinginan untuk membangun kekayaan melalui pasar saham patut dipuji, sama pentingnya untuk menyadari risiko dan jebakan yang menyertainya.

Sayangnya, banyak individu yang tidak menaruh curiga menjadi korban skema investasi penipuan yang menjanjikan keuntungan besar dengan sedikit atau tanpa risiko. 

Penipuan ini dapat mengakibatkan kerugian total atas investasi atau kerugian finansial yang besar, sering kali karena kurangnya literasi keuangan atau kegagalan mengenali tanda-tanda peringatan sebelum berkomitmen untuk berinvestasi.

Dalam dunia investasi saham yang serba cepat dan terus berubah, penting untuk memahami tanda-tanda peringatan atau "Red Flag" yang menunjukkan peluang investasi yang berpotensi berbahaya atau penipuan. 

Dengan mengidentifikasi tanda-tanda bahaya ini sejak dini, investor dapat melindungi diri dari membuat kesalahan yang merugikan dan memastikan bahwa uang hasil jerih payah mereka diinvestasikan dengan bijak.

Untuk membantu menavigasi dunia investasi saham yang kompleks, berikut adalahi 5 red flag utama yang harus diwaspadai dan dihindari oleh setiap investor:

1. Tawaran Investasi dari Orang Asing

Di dunia saat ini, anak muda sering membicarakan pentingnya kepercayaan, atau yang biasa disebut sebagai "trust issue". Bila kita terlalu mudah percaya kepada orang lain, ada risiko kepercayaan tersebut dapat dieksploitasi, terutama bila menyangkut mempercayakan uang hasil jerih payah kita kepada seseorang yang baru kita kenal. Inilah mengapa penting untuk bersikap cermat setiap kali dihadapkan pada peluang investasi.

Bersikap selektif bukan berarti kita harus bersikap terlalu berhati-hati atau menutup diri terhadap peluang baru. Namun, kita harus selalu memastikan bahwa tawaran investasi yang kita pertimbangkan berasal dari sumber yang sah dan resmi. 

Penting untuk memverifikasi bahwa investasi tersebut berlisensi resmi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghindari menjadi korban skema penipuan.

Baca juga: Cara Mudah Nikmati 5 Keuntungan Investasi Emas

2. Hasil Investasi yang Tidak Realistis Tanpa Risiko Edukasi

Pernahkah kamu menemukan tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan 100%—atau bahkan lebih, dalam waktu yang sangat singkat dengan modal yang minim? Berhati-hatilah!

Tawaran seperti itu merupakan tanda bahaya utama dalam investasi saham. Sekilas, tawaran itu mungkin tampak sangat menggiurkan, kedengarannya terlalu bagus untuk dilewatkan, dan bahkan mungkin tampak bebas risiko. Namun, kenyataannya adalah bahwa setiap investasi mengandung beberapa tingkat risiko. Inilah sebabnya kita sering mendengar ungkapan "risiko tinggi, hasil tinggi."

Jika dihadapkan dengan peluang yang menjamin risiko 0%, penting untuk mendekatinya dengan sangat hati-hati. Tidak ada investasi sah yang menawarkan jaminan seperti itu tanpa melibatkan beberapa bentuk risiko. Tetap waspada dan lindungi modalmu!

3. Tidak Memiliki Dana Darurat

Keadaan darurat tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi kapan saja. Baik itu biaya medis yang tidak terduga, kerusakan mobil, atau perbaikan rumah yang tiba-tiba, situasi ini dapat menimbulkan tekanan finansial yang signifikan bagi siapa pun yang tidak siap. 

Tanpa dana darurat, mungkin akan kesulitan mendapatkan uang saat terjadi masalah, yang berpotensi menyebabkan peningkatan stres atau bahkan kebangkrutan finansial.

Inilah mengapa memiliki dana darurat khusus sangat penting. Dana ini berfungsi sebagai jaring pengaman yang melindungi dari keadaan hidup yang tidak terduga, memungkinkan untuk menangani kebutuhan finansial yang mendesak tanpa menggagalkan tujuan finansial secara keseluruhan. 

Idealnya, dana ini harus mencakup setidaknya tiga hingga enam bulan biaya hidup, memberi cadangan yang memungkinkan kamu menghadapi kemunduran finansial jangka pendek.

Penting untuk memisahkan dana darurat dari tabungan rutin atau dana investasi untuk memastikan bahwa dana tersebut mudah diakses saat dibutuhkan. Pertimbangkan untuk menyiapkan transfer otomatis setiap bulan untuk menambah tabungan darurat dan pastikan dana tersebut berada di rekening yang aman dan likuid yang dapat kamu akses dengan mudah.

Dengan bersikap proaktif dan menyisihkan sebagian pendapatan khusus untuk keadaan darurat, kamu akan merasa tenang karena mengetahui bahwa kamu siap secara finansial untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga. 

Disiplin dalam mengelola keuangan ini tidak hanya mempersiapkanmu untuk keadaan darurat tetapi juga memastikan bahwa investasi dan tabungan jangka panjang kamu tetap utuh.

Baca juga: Memilih Jenis Investasi Online untuk Pemula dan Bagaimana Memulainya

4. Gagal Menyisihkan Dana Cadangan untuk Investasi

Di era digital saat ini, kemudahan berbelanja daring sering kali memicu pembelian impulsif begitu gaji masuk. Itulah sebabnya penting untuk memprioritaskan pengeluaran dengan bijak.

Meskipun setiap orang memiliki kebutuhan dan keinginannya sendiri, penting untuk menghindari terjerumus dalam siklus konsumsi berlebihan. 

Dengan mempraktikkan pembelanjaan yang cermat, kamu dapat menyisihkan pendapatan yang dapat dibelanjakan khusus untuk investasi, sehingga memberi kesempatan untuk mulai membangun portofolio investasi sejak dini.

5. Kurang Percaya Diri dalam Keputusan Investasi dan Hanya Mengikuti Arus

Istilah untuk ini adalah "FOMO"—rasa takut ketinggalan tren. Banyak investor terjebak dalam perangkap mengikuti arus, berpikir bahwa mengikuti tren investasi populer adalah langkah yang tepat untuk terlihat cerdas atau "tahu banyak."

Namun, terburu-buru berinvestasi tanpa riset atau analisis yang tepat dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, bahkan tidak dapat dipulihkan. Sangat penting untuk meluangkan waktu untuk memahami investasi yang kamu pertimbangkan—baik dari perspektif fundamental maupun teknis.

Berinvestasi secara membabi buta, tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang kamu investasikan, adalah hal yang berisiko. Ini sama saja dengan membeli sesuatu tanpa mengetahui nilainya "jangan membeli babi dalam karung."

Dengan mengenali tanda-tanda peringatan ini dan berkomitmen pada pengambilan keputusan yang bijaksana dan terinformasi, investor dapat terhindar dari jatuh ke dalam skema uang cepat dan mengurangi kemungkinan terjerat oleh tawaran penipuan yang menjanjikan keuntungan yang tidak berkelanjutan.

Jika merasa belum siap untuk investasi saham, kamu bisa mulai dengan instrumen investasi yang punya risiko lebih rendah seperti emas atau reksa dana. Mulai investasi emas atau reksa dana di neobank dari Bank Neo Commerce. 

Yuk, download neobank di PlayStore atau App Store mulai Reksa Dana atau Neo Emas sekarang.

Info lengkap serta syarat & ketentuan mengenai produk di neobank, klik berikut ini: 

Reksa Dana: https://s.id/inforeksadana

Neo Emas: https://s.id/infoneoemas

Kalau kamu ingin mencoba produk di neobank, klik link bawah ini:

Reksa Dana: https://s.id/neoreksadana

Neo Emas: https://s.id/neoemas

Catatan: Artikel di atas bukan saran keuangan. Performance masa lalu tidak menjamin performa di masa depan. Masyarakat diimbau untuk tetap melakukan uji kelayakan.

***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).


 

 

 

 

 

Tunggu apa lagi?

Yuk, cobain pakai neobank sekarang!