Jatuh cinta memang nikmat rasanya. Dunia seakan kamu berdua yang punya. Namun dalam menjalin hubungan percintaan, jangan hanya memikirkan senang-senang dan haha-hihi saja. Kenali juga beberapa red flag dalam hubungan, terutama soal masalah keuangan.
Selain memerhatikan kecocokan, sifat, dan perasaan, jangan lupa untuk memerhatikan hal-hal terkait keuangan dari pasangan. Karena pandangan tentang keuangan jadi salah satu faktor utama keberhasilan sebuah hubungan, terutama ketika sudah berumah tangga.
Untuk itu, kenali tanda-tanda bahaya atau red flag dalam hubungan soal masalah keuangan yang kerap ditunjukkan pasangan. Seperti apa tandanya?
1. Tidak terbuka soal keuangan
Contoh red flag dalam hubungan soal masalah keuangan yang pertama adalah pasangan tidak terbuka. Gak hanya soal perasaan dan permasalahan, pasangan juga harus berani buka-bukaan mengenai kondisi keuangannya. Mulai dari tabungan, gaji, investasi, aset, hingga utang piutang.
Kalau ternyata dia enggan terbuka, bisa jadi ada sesuatu yang ditutup-tupi. Hati-hati, jangan sampai “beli kucing dalam karung”. Setelah menikah, ternyata ada utang yang menumpuk, atau ternyata pasangan seorang sandwich generation, dan berbagai permasalahan keuangan lainnya.
2. Memiliki gaya hidup konsumtif dan hedonis
Gaya hidup biasanya telah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Meski bukan berarti tidak mungkin. Ketika melihat kamu dan pasangan memiliki gaya hidup yang berbeda jauh dan membuatmu tidak nyaman, lebih baik mundur perlahan.
Jika sesekali, mungkin tidak masalah. Karena cari uang itu susah, kamu juga perlu menikmatinya. Namun jika sifat konsumtif dan hedon ini terus berulang dan menjadi kebiasaan, bisa berpengaruh pada kondisi keuangan rumah tangga nantinya.
Padahal dalam hidup, tidak selamanya enak terus, pasti akan ada masa di mana seseorang akan mencoba menurunkan gaya hidupnya. Kecuali kamu seorang crazy rich!
3. Tidak bijak dalam berutang
Sebenarnya berutang itu tidak buruk, bahkan ada beberapa kondisi seseorang perlu berutang, seperti KPR atau utang untuk modal bisnis. Berutang untuk membeli kendaraan juga mungkin masih dimaafkan, karena tidak semua orang bisa membelinya secara tunai.
Namun jika pasanganmu kerap berutang untuk kebutuhan harian dan konsumtif, bahkan sampai “gali lubang tutup lubang”, wah harus hati-hati, nih. Utang bikin dia terlena dan melakukannya terus menerus. Kalau gini terus, kapan lunasnya?
4. Ia kerap impulsif ketika membeli sesuatu
Contoh red flag dalam hubungan soal masalah keuangan berikutnya adalah pasangan kerap impulsif. Ada gadget terbaru, beli. Ada konser-konser seru, nonton.
Liat barang-barang murah dan lucu di e-commerce, langsung check-out. Sebenarnya hal ini tidak masalah, namun harus bisa kamu kontrol dan sesuaikan dengan bujet dan kebutuhan.
Selalu membeli gadget terbaru akan jadi boros jika gadget lama masih baik-baik saja. Nonton konser akan jadi boros jika setiap minggu dan bulan kamu ikuti terus. Beli barang murah dan lucu jadi boros jika barang tersebut sebenarnya tidak benar-benar kamu butuhkan.
Kamu harus bisa menahan keinginan dan jangan mudah merasa takut ketinggalan sesuatu tren atau FOMO. Ingatlah bahwa hidup tidak hanya untuk hari ini dan bulan ini saja, namun juga di masa mendatang.
5. Tidak punya tabungan dan investasi
Gimana tanggapanmu jika ternyata pasanganmu selama ini tidak memiliki tabungan dan investasi? Cari tahu alasannya dan jangan langsung menilai ini jadi tanda red flag dalam hubungan.
Alasan dia tidak memiliki tabungan dan investasi selama hidupnya karena memang uangnya ngepas untuk memenuhi kebutuhan hidup, atau karena gaya hidupnya terlalu konsumtif dan hedon?
Nah, kalau karena alasan terakhir, karena terlalu hedon atau bahkan memang malas untuk menyisihkan uangnya, ini bisa jadi red flag dalam hubungan. Hati-hati!
Sebelum kamu dan pasangan melangkah ke jenjang yang lebih serius, kamu harus memulai “screening” dulu mengenai berbagai sifat dan kebiasaan pasangan, terutama soal keuangan.
Beberapa tanda red flag dalam hubungan di atas bisa kamu lihat dalam diri pasangan. Jangan remehkan tanda-tandanya!
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin & diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).