by Albin Sayyid
Masih cukup ramai kita dengar perbincangan seputar kasus penipuan investasi Rihana-Rihani yang terindikasi modus investasi bodong dengan skema ponzi, yang mencatat kerugian mencapai Rp35 miliar!
Modus awalnya, saudara kembar tersebut mem-posting bermacam produk Apple di media sosial dengan harga jual di bawah harga pasar. Selanjutnya mereka membuka kerja sama untuk menjadi reseller dari produk yang dijual.
Selain itu, ada juga kasus investasi bodong lainnya seperti robot trading Binomo yang menyeret nama crazy rich dan selebgram Indra Kenz.
Sebenarnya, skema seperti ini sudah lama digunakan oleh fraudster, namun masih banyak yang terjebak oleh skema tersebut karena masih belum memahami apa skema ponzi itu dan akibatnya.
Yuk, baca artikel ini biar Neotizen tidak terjebak modus investasi bodong dan terkena kasus penipuan investasi!
Skema Ponzi dan ciri-cirinya
Skema ponzi adalah bentuk modus berkedok investasi palsu yang menjanjikan keuntungan bagi investornya. Namun, keuntungan tersebut bukan dari hasil keuntungan investasi atau dividen.
Investor mendapatkan keuntungan dari uang fraudster sendiri atau dari investor selanjutnya yang dilakukan dengan cara merekrut investor baru.
Jadi, hasil keuntungan investor tidak didapatkan dari pengelolaan dana bisnis legal dan sistematis seperti pada umumnya. Skema ponzi ini akan runtuh dan kolaps saat sudah tidak ada lagi investor baru yang direkrut.
Ciri-ciri skema ponzi yang jadi salah satu kasus penipuan investasi:
1. Terstruktur layaknya piramida
Kasus penipuan investasi seperti skema ponzi terstruktur, yaitu seperti bentuk piramida yang sering ditemukan pada entitas MLM (Multi Level Marketing).
Skema piramida sangat bergantung pada penanaman modal yang konsisten untuk mempertahankan kelangsungan bisnis.
Itulah mengapa setiap orang yang ada di bagian bawah piramida, harus terus mengajak yang lain supaya bisa mendapatkan keuntungan.
2. Hasil sangat besar
Melalui investasi skema ponzi, investor akan dijanjikan imbal hasil yang cukup besar yang biasanya melebihi investasi di tempat lain.
Keuntungannya pun dikatakan bisa diambil dalam waktu singkat. Perlu waspada jika Neotizen menemukan model investasi semacam ini. Bisa saja ini adalah investment scams.
Return tinggi sering digunakan untuk menarik investor skema ponzi. Padahal setiap investasi akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan keuntungan dari berjalannya bisnis.
3. Bentuk bisnis tidak jelas
Skema ponzi berkamuflase sebagai instrumen investasi yang memiliki model bisnis abstrak seperti forex. Padahal sebenarnya perusahaan tersebut tidak punya bisnis yang dioperasikan dengan jelas.
Nah, di poin ketiga ini sangat penting untuk melakukan pengecekan legalitas perusahaan sebelum memutuskan untuk bergabung.
Kemudian Neotizen juga harus telusuri lebih dalam, apakah perusahaan investasi tersebut sudah tercatat dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Jika sudah, akan tercantum logo OJK di website, aplikasi, brosur, atau banner-nya. Seperti di beranda website Bank Neo Commerce.
4. Perusahaan atau produknya berasal dari luar negeri
Dari berbagai platform investasi bodong yang ditemukan OJK, sebagian besar adalah perusahaan asing yang beroperasi secara ilegal di Indonesia. Skema ponzi sering mengaku sebagai perusahaan asing yang sudah berhasil mencapai keuntungan banyak.
Modus penipuan ponzi ini dinilai cukup sulit untuk dilacak di tahap awal. Sebab mereka sering mengaku sebagai instrumen investasi baru yang membuat banyak orang tergoda.
Jadi sebelum investasi, pastikan Neotizen sudah mengecek kredibilitas platform. Lihat apakah mereka sudah mengantongi izin OJK atau belum.
5. Dapat komisi saat mendapat investor baru
Seperti yang sudah dijelaskan, skema ponzi bisa bertahan jika ada deposit dari investor baru yang masuk. Nah, sales person biasanya akan mendapat komisi setiap dapat investor baru.
Semakin banyak jumlah korban yang diraih, maka semakin banyak pula keuntungan bagi sang sales person.
6. Memanfaatkan tokoh penting untuk menarik investor
Karena sulit mendapatkan investor baru terus-menerus, biasanya perusahaan dari investasi bodong ini akan menggunakan tokoh penting.
Misalnya tokoh masyarakat, politikus, tokoh agama, dan tokoh terkenal lain agar transaksi lebih meyakinkan dan menarik lebih banyak perhatian. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan investor baru secara lebih mudah.
7. Investor dipersulit jika ingin menarik dana
Karena tidak adanya bisnis yang jelas, perusahaan memutar uang deposit hasil investor baru karena tidak adanya perputaran uang di bisnis tertentu.
Nah, saat investor berusaha menarik dana investasi ini, perusahaan akan mempersulit prosesnya.
Bahkan, bisa saja diiming-imingi adanya return yang lebih besar jika investor mau menunda penarikan modalnya.
Memang berinvestasi itu bagus, tapi jangan sampai Neotizen tergiur oleh produk investasi yang tidak jelas. Karena kasus penipuan investasi kini makin marak. Pastikan Neotizen berinvestasi di tempat yang legal dan diawasi oleh OJK, ya.
Takut terjebak investasi bodong? Jangan khawatir, kelola uang Neotizen di Bank Neo Commerce dalam produk Reksa Dana lewat aplikasi neobank yang memberikan keuntungan secara jelas.
***
PT Bank Neo Commerce Tbk berizin & diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).